Senin, 02 April 2012

JANGAN MEMAKSA ANAK BELAJAR DI LUAR KEMAMPUANNYA




JANGAN MEMAKSA ANAK BELAJAR DI LUAR KEMAMPUANNYA

Karena ingin keponakkan saya pintar,di usia 1 tahun 8 bulan tante saya sudah memasukkan anaknya untuk belajar di klub belajar namun apa yang dialami teman tante saya, membuat tante saya sadar dan tidak lagi memaksa anaknya belajar di luar kemampuannya.
Semua orang tua menginginkan anaknya anaknya pintar, tapi sudahkah benar cara kita untuk mendidik mereka menjadi pintar ? apa yang tante saya alami beberapa waktu lalu semoga dapat menjadi pelajaran bagi orang tua agar lebih bijaksana dalam mendidik anak.
Ketika itu tante saya membawa anak pertama yang masih berusia 1 tahun 8 bulan ke sebuah klub belajar untuk anak-anak. Disana di ajari belajar menulis amgka dan huruf, bahasa inggris serta matematika di selingi bermain dan bernyanyi. Klub tempat anak tante saya belajar menerima murid usia berapa saja , meski lebih di anjurkan 2 tahun keatas, sedangkan tante saya memasukkan anaknya saat sebelum usia 2 tahun dengan harapan ia akan menjadi anak yang pintar.
Suatu hari, ibu saya menemani tante saya ke klub. Disana beliau melihat teman tante saya, yang anaknya berusia lebih muda, belum1 tahun dan belum bisa berjalan. Ibu saya spontan berkata “ kasihan bayi yang baru lahhir kemarin sudah disuruh mikir ” merasa kasihan melihat anak yang masih terlalu kecil, bahkan masih bayi dipaksa untuk belajar. Kebetulan anak teman tante saya itu satu-satunya yang belum bisa berjalan. karena rata-rata anak yang belajar disana usianya 2 tahun.kata-kata ibu saya, menginatkan tantesaya untuk tidak memaksakan anaknya belajar. Tante saya sadar anaknya pun masih kecill dan bahkan masih menyusui.
Memang zaman sekarang sangatlah berbeda dengan zaman dahulu. Dulu orangtua kita kebanyakan langsung mendaftarkan anaknya ke SD . Meski sudah ada TK , tapi tidak semua orang tua memasukan anaknya ke TK. Namun otak mereka tidak kalah dengan anak – anak yang masuk TK. Begitu pula dengan teman – teman tante saya yang langsung masuk SD , tanpa melalui TK, banyak juga yang pintar dan mendapatkan beasiswa sekolah keluar negeri.
Setiap orang tua mempunyai cara berbeda dalam mendidik anak , apalagi untuk urusan sekolah. Belum lagi zaman sekarang biaya sekolah semakin mahal . Pendidikan Gratis tidak bisa di nikmati semua anak . masih banyak anak di Indonesia yang tidak sekolah karena tidak ada biaya. Seharusnya di usia belajar dan bermain mereka mendapatkan pendidikan yang layak , namun faktanya tidak semua bisa seperti itu.
Sekolah pada zaman sekarang memang beragam jenis ada klub anak , preschool , taman bermain dan lain sebagainya. Semua tergantung dan kemampuan orang tua untuk membiayai anak dan konsep cara orang tua mendidik anak. Disini jangan sampai terjadi menimpa teman tante saya. Anaknya dipaksa harus belajar, dan di kunci dalam kamar juga harus mendapatkan nilai 10, paling jelek 9, akibatnya anak meninggal karna mengalami kerusakan otak saat sedang beajar di kamarnya. Ironis anaknya meninggal karna harus mengikuti kemauan orangtua sampai anak harus menderita dan menghembuskan nafas terakhir.
Meski umur sudah di tentukan tuhan, ini menjadi pembelajaran untuk orangtua agar tidak menyuruh si anak belajar sampai kehilangan masa bermainnya. Sejatinya secara alamiah proses belajar di mulai sejak lahir. Namun, jangan sampai anak dipaksa belajar di luar kemampuan psikis dan fisiknya.
 Setelah mendengar kisah teman tante saya, tante sayapun mengikuti nasiha ibu saya agar tidak memaksakan anaknya untuk belajar, tante sayapun mengimbangi jam belajar dan bermain anaknya secara imbang dan seusia kebutuhan sesuai usia anaknya. Dan seharusnya sebagai orangtua kita harus bisa bijaksana dalam mendidik anak, karena bagaimanapun anak itu adalah titipan tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar